Sekali lagi, Polisi melakukan kejahatan. Arham, aktivis kampus UNM diculik dengan cara yang licik disalah satu tempat pengisian bensin di Makassar pada Minggu Malam sekitar pukul 23:30 Wita. Kepada Tim Redaksi Kokemi saksi menceritakan bahwa sejak dari awal tempat korban berangkat, mereka (Arham dan saksi) merasa diikuti oleh dua kendaraan bermotor, karena ketakutan dan kawatir mereka akhirnya belok kedalam lokasi pengisian bensin untuk sekedar memastikan kekawatiran mereka.
Selang beberapa detik mereka belok arah, dua orang tadi yang mengendarai motor menghadang kendaraan mereka dari arah belakang, dan dari arah depan ternyata juga sudah menunggu dua motor lainnya, kemudian sebuah mobil datang dari arah yang lain menghadang dan langsung mengangkut korban kedalam mobil. Saksi menambahkan juga bahwa ketika warga sekitar ingin menghalau tindakan tersebut, dengan segera orang-orang asing tadi yang belakangan diketahui adalah Intel Kepolisian serempak berteriak “dia ini gembong Narkoba”.
Ini bermula ketika beberapa Mahasiswa yang melakukan aksi di Pengadilan terkait kasus DO 19 Mahasiswa Universitas Negeri Makssar (UNM). Mereka mengajukan gugatan kepada Rektor UNM, namun selama hampir tiga bulan kasus DO ini tidak menemui kejelasan, pihak Pengadilan Negeri Makassar pada hari Kamis/12 juli 2012 akhirnya menolak gugatan tersebut. Para mahasiswa yang marah dan sangat sedih ini kemudian melampiaskan perasaan mereka dengan menghancurkan beberapa properti di halaman depan gedung Pengadilan Negeri.
Dari kejadian tersebut pihak polisi kemudian menetapkan tiga orang kedalam Daftar Pencarian Orang dan melakukan penyisiran dibeberapa tempat, cerita dari saksi kedua kepada Tim Redaksi Kokemi. Dan lima hari setelahnya, Arham yang masuk dalam DPO menjadi korban pertama penangkapan yang licik ini.
Sampai berita ini diturunkan, korban penculikan Polisi ini masih mendekam di Polrestabes Makassar tanpa ada pemberitahuan kepada pihak keluarga dan kerabat, maupun media. Dan sampai berita ini diturunkan, belum ada kejelasan nasib dari sang korban. Kami akan terus menggali informasi tentang kasus ini.
Penjara dan DPO (daftar pencarian orang) adalah teror terbesar setelah kemiskinan dan kekerasan yang dilakukan pihak kepolisian ini sudah tidak bisa lagi ditolerir. Kami dari Tim Redaksi Kokemi hanya bersolidaritas lewat penyebaran informasi di dunia maya ini, selebihnya di dunia nyata kami serahkan kepada tiap individu dan kelompok yang ingin bersolidaritas dalam bentuk apapun.
Salam.