Siang tadi Kamis (16/2/2012) warga Jl Bonto Sunggu kota Makassar Sulsel, menggelar aksi unjuk rasa di Hotel Clarion, sebuah hotel berbintang milik kapitalis yang sering digunakan Pertemuan ekslusif pejabat tinggi Negara dan pertemuan-pertemuan lobi tingkat tinggi lainnya.
Selain pihak menajemen Hotel Clarion yang dikagetkan dengan aksi warga ini, Kehadiran warga ini juga cukup mengangetkan para pejabat yang sedang melakukan konsolidasi politik dihotel ini.
Dalam riuhnya letupan-letupan kemarahan warga ini, terlihat juga spanduk berisi penolakan Warga bonto Sunggu terhadap proyek pembangunan Hotel Clarion tahap kedua ini.
Dalam Tuntutannya, warga Bonto Sunggu menyerukan aksi ini sebagai bentuk kemarahan mereka terhadap Pembangunan Hotel CLARION di jalan Bonto sunggu yang sudah banyak menimbulkan masalah dan meresahkan warga jalan Bonto sunggu, termasuk kerugian materil dan inmateril (keributan yg ditimbulkan 24 jam dalam pembangunan tsb).
Warga sudah melakukan upaya yang sangat maksimal, ini terbukti dengan surat kritik yang dikirimkan warga pada tanggal 29 desember 2011 masing-masing ditujukan pada Lurah Mannuruki dan Dinas Tata Kota Makassar, tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda bahwa pembangunan hotel mewah milik kapitalis ini akan dihentikan.
Warga juga mensinyalir ada kolaborasi antara Pemerintah dan Hotel Mewah yang merusak kebahagiaan warga dijalan Bonto sunggu ini. Selain karena kasus ini hanya dibuat berlarut-larut, warga juga memiliki bukti Hukum bahwa Pihak Hotel sudah bermain kasar.
Warga juga sangat mempersoalkan perihal bangunan hotel clarion yg sudah terlalu keluar dari garis sempadan di jalan bonto sunggu, sedangkan jika merunut pada Hukum yang ada, bangunan hanya diperbolehkan 5 meter dari got, apalagi untuk usaha (hotel), menurut Warga Bonto Sunggu ini melanggar peraturan Wali Kota Makassar No. 8 Tahun 2008.
Warga berkesimpulan kuat bahwa, Proyek Pembangunan Hotel Mewah ini sama sekali hanya bertujuan Mendapatkan Keuntungan dari dua Pihak, yakni Pemerintahan dan kelompok Pengusaha, karena derita warga yang hidup dan tumbuh disekitar Hotel Mewah ini sama sekali tak menjadi hitungan dalam proyek keserakahan mereka.