FOKUS

OTHER LANGUAGE

SIAPA KAMI

Redaksi Kokemi (Korban Kejahatan Militer dan Korporasi) adalah sebuah Projek Investigasi bersama, Solidaritas tanpa batas dan usaha pengarsipan data kejahatan Militer dan Korporasi. Selain itu, Page ini kami inisiasi sebagai usaha interupsi atas kebringasan media maistream yang senatiasa tetap aktif mereposisi amarah menjadi sesuatu yang justru dikotomik.

Anda dapat berkontribusi di Page ini.
Kontribusi dapat berupa Opini | Artikel | Komunike | Laporan | Rilis | Foto | Video atau segala bentuk material kampanye yang dapat mendukung Perjuangan Pembebasan melawan Tirani dan Otoritas

Kiriman dialamatkan Pada redaksi kami:
Email : redaksikokemi @ gmail.com
Facebook Page : Redaksi Kokemi

Pernyataan dari Pemuda Pandang Raya yang melakukan aksi berjalan kaki keliling makassar mencari keadilan.

Berikut release pernyataan para pemuda Pandang Raya yang berjalankaki hari ini dari perbatasan Maros-Makassar mulai pukul enam pagi hingga sekarang jam tiga sore. Pejalan masih beristirahat sekarang di kampus UNHAS (rute yang dilewati-Perintis).



    Kepada seluruh warga Kota Makassar:
Perkenalkan, Kami para pemuda dari Pandang Raya. Sebuah pemukiman kecil ditengah Kota Makassar yang pada tanggal 12 september lalu telah digusur dan diusir dari tempat kelahiran kami sendiri oleh pengusaha kaya bernama Goman Wisan melalui Pengadilan Negeri (PN) Makassar yang dikawal oleh pihak Kepolisian.
Tanah yang kami tempati bersama keluarga kami selama tiga puluh tahun lebih, diklaim dan digugat sebagai miliknya. Padahal, jika merujuk pada aturan hukum yang benar, surat bukti kepemilikan tanah pengusaha Goman Wisan itu bukan di jalan Pandang Raya, melainkan di jalan Hertasning. Ini juga diperkuat oleh pihak yang berwenang dalam kasus kepemilikan tanah seperti pihak Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Makassar yang juga telah menunjukkan bahwa pengusaha Goman Wisan salah objek. Tetapi mereka bersikeras untuk mengusir kami, menggusur rumah kami, dan mencuri tanah dan tempat tinggal kami.
Kami sadar bahwa penggusuran yang kami alami bukanlah hal yang wajar. Penggusuran yang kami alami sama seperti penggusuran di tempat lainnya yang terjadi di Makassar dan di Indoesia secara kesuluruhan. Penggusuran menurut kami adalah bentuk kejahatan yang terus-menerus terjadi, maka dengan sadar pula, kami menyerukan solidaritas antar sesama warga. Sebab penggusuran hanya bisa dikalahkan jika kekuatan sesama warga itu bersatu.
Kami memilih berjalan kaki mengelilingi Kota Makassar karena kami percaya bahwa kekuatan solidaritas dari sesama warga makassar adalah kekuatan terbesar yang dapat mengalahkan kekuatan Hukum yang telah menginjak-injak keadilan. Kami ingin memperlihatkan kepada seluruh warga Makassar bahwa Kami tak mendapatkan keadilan di tanah tempat lahir kami. Kami ingin memperlihatkan bahwa para pengusaha bisa membeli hukum dan menginjak-injak keadilan lalu merampas hak kami melalui aparat Kepolisian yang juga bisa dibayar. Para pengusaha lebih memilih membangun gedung yang tinggi dan mengusir kami. Para pengusaha akan melakukan segala cara agar kami bisa bungkam, agar kami bisa dikalahkan dan pergi dari tempat kami sendiri. Tapi kami tidak memilih diam!
Setelah tanah dan tempat tinggal kami dihancurkan, kami sadar bahwa para pengusaha yang dibantu oleh PN Makassar dan Kepolisian lupa menghancurkan satu hal: semangat perlawanan kami!
Sekarang, satu-satunya yang bisa kami andalkan adalah solidaritas sesama warga, sebab di negeri ini, kebenaran dan keadilan tidak bisa ditunggu datang begitu saja, ia mesti diperjuangkan.


Kami dari tim redaksi kokemi dari lapangan akan melaporkan perjalanan aksi ini tiap harinya. Rute yang dilewati adalah jalan-jalan protokol dari hari ini hingga sampai di titik finish yaitu Pandang Raya sendiri. Untuk semuanya, kami berharap suara dari tim redaksi akan memancing suara-suara lain diluar sana. Untuk orang-orang yang berada di rute yang dilewati oleh pejalan kaki, bersiaplah. In Solidarity.

Tim Redaksi.


Leave a Reply