Kepada seluruh warga Kota Makassar:
Perkenalkan, Kami para pemuda dari Pandang Raya. Sebuah
pemukiman kecil ditengah Kota Makassar yang pada tanggal 12 september lalu
telah digusur dan diusir dari tempat kelahiran kami sendiri oleh pengusaha kaya
bernama Goman Wisan melalui Pengadilan Negeri (PN) Makassar yang dikawal oleh
pihak Kepolisian.
Tanah yang kami tempati bersama keluarga kami selama tiga puluh
tahun lebih, diklaim dan digugat sebagai miliknya. Padahal, jika merujuk pada
aturan hukum yang benar, surat bukti kepemilikan tanah pengusaha Goman Wisan
itu bukan di jalan Pandang Raya, melainkan di jalan Hertasning. Ini juga
diperkuat oleh pihak yang berwenang dalam kasus kepemilikan tanah seperti pihak
Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Makassar yang juga telah menunjukkan bahwa
pengusaha Goman Wisan salah objek. Tetapi mereka bersikeras untuk mengusir
kami, menggusur rumah kami, dan mencuri tanah dan tempat tinggal kami.
Kami sadar bahwa penggusuran yang kami alami bukanlah hal yang
wajar. Penggusuran yang kami alami sama seperti penggusuran di tempat lainnya
yang terjadi di Makassar dan di Indoesia secara kesuluruhan. Penggusuran
menurut kami adalah bentuk kejahatan yang terus-menerus terjadi, maka dengan
sadar pula, kami menyerukan solidaritas antar sesama warga. Sebab penggusuran
hanya bisa dikalahkan jika kekuatan sesama warga itu bersatu.
Kami memilih berjalan kaki mengelilingi Kota Makassar karena
kami percaya bahwa kekuatan solidaritas dari sesama warga makassar adalah
kekuatan terbesar yang dapat mengalahkan kekuatan Hukum yang telah
menginjak-injak keadilan. Kami ingin memperlihatkan kepada seluruh warga
Makassar bahwa Kami tak mendapatkan keadilan di tanah tempat lahir kami. Kami
ingin memperlihatkan bahwa para pengusaha bisa membeli hukum dan
menginjak-injak keadilan lalu merampas hak kami melalui aparat Kepolisian yang
juga bisa dibayar. Para pengusaha lebih memilih membangun gedung yang tinggi
dan mengusir kami. Para pengusaha akan melakukan segala cara agar kami bisa
bungkam, agar kami bisa dikalahkan dan pergi dari tempat kami sendiri. Tapi
kami tidak memilih diam!
Setelah tanah dan tempat tinggal kami dihancurkan, kami sadar
bahwa para pengusaha yang dibantu oleh PN Makassar dan Kepolisian lupa
menghancurkan satu hal: semangat perlawanan kami!
Sekarang, satu-satunya yang bisa kami andalkan adalah
solidaritas sesama warga, sebab di negeri ini, kebenaran dan keadilan tidak
bisa ditunggu datang begitu saja, ia mesti diperjuangkan.
Kami dari tim redaksi kokemi dari lapangan akan melaporkan perjalanan aksi ini tiap harinya. Rute yang dilewati adalah jalan-jalan protokol dari hari ini hingga sampai di titik finish yaitu Pandang Raya sendiri. Untuk semuanya, kami berharap suara dari tim redaksi akan memancing suara-suara lain diluar sana. Untuk orang-orang yang berada di rute yang dilewati oleh pejalan kaki, bersiaplah. In Solidarity.
Tim Redaksi.